Part 2 (She is Sivia)
Pagi ini menjadi pagi yang enggan
dinanti bagi Ify. Jikalau ia bisa, ia ingin menghapus hari ini. Menghilangkan
segala kegundahan dalam hatinya. Namun, semua yang telah di takdirkan Tuhan tak
mampu ia rubah semaunya. Disni Tuhan-lah yang berkuasa.
Ify sedari tadi tak berniat untuk
melakukan apapun, berdiam diri diatas ranjangnya. Walaupun, sedari tado bundaa
Ira terus mengobrak abriknya agar bergegas menyiapkan semuanya.
Apa yang harus
disiapkan? Ify dipanti tak berbekal apapun, semua milik bersama. Yang ia punya
hanya teman temannya, termasuk Febby.
Didepan Ify, terlihat ada Febby yang
bersikap sama dengannya. Sedang dilanda gunda gulana yang begitu luar biasa.
Hatinya risau karena sebagian hatinya nanti akan hilang darinya. Ah, bagaimana
ia bisa berbahagia jikalau tak ada Ify? Siapa nanti yang akan tidur bersamanya.
Takada teman yang sepengertian Ify. Ify yang selalu menjailimya, Ify yang selalu
mengingatkannya dikala lupa membaca doa akan tidur. Lalu siapa nanti yang akan
menggantikan posisi Ify?. Ify selalu dihatinya, takkan tergantikan!.
KRIEEK..
Pintu kamar terbuka,
menyembulkan seorang wanita paruh baya dari sana. Suara pintu sempat memecah
keheningan sesaat, hanya sesaat lalu kembali menjadi hening ketika tau siapa
yang menyebabkan pintu tua itu berdecit.
Ify hanya melirik wanita itu sejenak ,
lalu kembali terpengkur dalam kegundahannya lagi. Ah, wanita itu.. wanita pengenal
krdundahaannya.
Sama dengan Ify, Febby
pun sama sekali tak memperhatikan gerak gerik wanita itu yang lamat
lamatsemakin dekat dengannya lantas mengusap bahunya lembut.
Febby hanya mendongakkan kepalanya,
kearah sentuhan lembut itu. pandangannya kabur, tak mampu melihat dengan
sempurna karena manic matanya yang mulai berkaca kaca. Walaupun bagitu, Febby
tau siapa wanita itu, dari aroma khasnya. Lantas tanpa berbasa basi ia mendekap
erat wanita itu, menumpahkan segala kegelisahannya. Berharap pada wanita itu
agar Ify tetap dengannya. Tak usah pergi.
“Bunda.. Ify mau
kemana? Febby ikut..”
Suara Febby terdengar
seral, nada bicaranya tercampur sesenggukan menangis. Air matanya tak dapat
dibendung lagi, tak peduli nanti ia akan diejek daud karena cengeng, yang terpenting Ify jangan pergi.
Ify yang melihat Febby menangis,
hanya mampu menyentu dadanya. Terasa sesak disana, Bunda Ira.. Tolong Ify.
“Ify tetap akan pergi,
tapi hatinya akan selalu ada disini. Bersama Febby, Bunda Ira dan semuanya..”
Bunda Ira- wanita tadi menatap sendu Febby dan Ify bergantian. Ify yang merasa
namanya dipanggil pun menoleh kearah Bunda Ira, air mata Ify tak mampu
dibendungnya lagi. Ify pun menyerbu ke pelukan Bunda Ira bergabung bersama
Febby.
*
Halaman depan panti penuh sesak, penuh
aroma kesedihan dan kegelisahan. Daud dan Patton teman Ify yang sering
menjailinya, kini mereka menangis sejadi jadinya sesakali memohon pada Bunda
Ira agar Ify jangan pergi. Ify yang sudah ditunggu oleh kedua orang tua barunya
pun tak bisa mengelak. Jujur, sesungguhnya ia pun ingin seperti temannya yang
lain, mempunyai Orang tua.
Ify berpamitan kepada
temannya satu persatu, mengucapkan salam perpisahan pada mereka. Termasuk,
Febby ia memberikan boneka kesayangannya untuk Febby yang selama ini menjadi
rebutan jika ingin tidur. Ify hanya bisa memberikan itu sebagai bukti nanti
jikalau Febby rindu kepadanya. Mereka berdua berpelukan, menangis mengeluarkan
segala kegelisahannya. Ify baru melepaskan pelukannya ketika, bunda Ira
menyentuh bahunya. Memberi Kode bah wa orang Tua nya telah menunggu.
Ify pun pergi dengan
digandeng kedua Orang tuanya disisi kiri dan kanan menuju mobil mewah yang
terparkir disana.
Dulu.. Ify memimpikan manaiki mobil mewah
tersebut. Namun, kini yang di impikannya hanya satu. Dapat kembali bermain
dipanti. Ketika ia duduk di kursi belakang, didapatinya seorang gadis berponi
yang cukup manis tersenyum kearahnya, Ify pun ikut tersenyum hambar.
“Hai, Ify?..,” ucap
gadis berponi itu menyapanya.
Ify hanya mengangguk
tak ingin banyak bicara hari ini.
“Aku Sivia.. kakak baru
mu.”
Ify mengerutkan keningnya, ketika
mendengaar gadis berponi itu mengucapkan kata kakak baru mu. Gadis berponi itu kakak baru nya? Ify sedikit
tersenyum dalam hati. Di sana, ia tak kesepian ada kakak cantik nya yang akan
menemaninya bermain.
Lantas Ify memeluk
Sivia, sebagai ungkapan Terimakasih yang tak dapat diartikan.
Sivia sama dengan Febby, pelukannya
hangat. Nyaman bila ada didekatnya, semoga Sivia dapat mengobati Rindunya nanti
kepada Febby.