Tetesan air turun gemercik membasahi bahu ify. Ify
yang terllau asik dengan anak lelaki itu.. lantas kaget begitu juga dengan anak
lelaki itu. Mereka berdua serempak menoleh kearah sumber datangnya tetesan air
itu , ternyata gerimis. Ify mengeleng kepalanya pelam. “Pliss.. jangan hujan, ini lagi seru serunyaa.”. batin ify memohon.
“yah.. huja kalo basah nanti aku dimarahin bunda”
ucap ify yang terlihat kecewa pada hujan.
“yaudah mainannya dilanjutin besok aja! Aku janji
deh, bakalan kesini lagi besok!” ucap anak lelaki itu sambil menyodorkan
kelingkingnya ke arah ify.
Ify bukannya membalas menjawil kelingking anak
lelaki itu, yang dilakukannya hanya menggaruk rambutnya yang tak gatal, bisa
dibilang ia tak tau apa yang dimaksud anak lelaki itu.
Anak lelaki itu hanya tersenyum melihat kekakuan
ify, lalu mengambilsebelah tangan ify dan mengikatkan kelingkingnya dengan
kelingking ify, sambil berujar “aku janji besok bakalan kesini lagi.. kamu
jugakan?” ujar anak lelaki itu sambil tersenyum, ify mengangguk lalu tersenyum.
Ia yakin, anak lelaki baik yang telah memberikam gelembung gelembung keajaiban
ini mampu membuat hatinya gembira lagi.
Ify beranjak pergi, begitu juga anak lelaki itu..
mereka tak ingin lama lama terkepung oleh hujan, dan akhirnya hujan yang indah
berubah menjadi kedinginan yang mencekam.
“Hei namamu siapa?” ucap anak lelaki itu, yang baru
tersadar dirinya belum tau siapa nama gadis kecil itu. Ify yang merasa
terpanggil, dirinya refleks menoleh..
“Namaku ify..” ucap nya setengah berteriak , karena
takut suaranya tak menyamai rintikan hujan. Anak lelaki itu tersenyum kemudian
berbalik badan lagi melanjutkan perjalanannya dengan riang. Seakan bertemu
dengan bidadari paling indah dari surge, ify memang bidadari, bidadari turun
dari pelangi.
Ify berjalan kembali kerumahnya dengan riang, walau
tak beretemu dengan pelangi, hatinya sedikit bahagia karena telah bertemu
dengan pangeran gelembung pelangi. Di genggamnya erat botol gelembung sabun
pemberian pemuda gelembungnya ia berkeyakinan dalam hati setelah ini akan
dipercantiknya botol gelembung sabun itu, tangan lentik manisnya itu akan ia
sulap menjadi penghias paling handal. Demi kenangan terindah pemuda
gelembungnya.
**
“ Hei dari mana aja kamu?! Tante rita udah nungguin
dari tadi tau!”
Pemuda gelembung itu tercengang , baru saja tiba
diperkarangan depan runmahnya sudah disambut sapaan menggelegar dari gadis
berambut pendek itu. Pemuda ge;embung itu menghela nafas pelan ‘yah, ginilah resiko punya sahabat kayak
sivia’ batin pemuda gelembung itu bersabar.
“ dari taman depan kenapa? Tadi udah izin mama kok!”
“kok ga aja aku?” ucap gadis yang bernama sivia
tadi.
“kamu kan jelek! Oh ya vi tadi aku ketemu bidadarai
loh ditaman”
“bidadari turun dari genteng ya? Haha” ucap sivia
sambil tertawa berbahak bahak, jaman sekarang mana ada bidadari yang turun dari
khayangang? Sekarangkan bukan jamannya jaka tarub.
Pemuda gelembung itu tak menyahutinya ia hanya
menampakan raut wajah yang kecewa. Kecewa pada sivia, yang tak percaya padanya.
Toh dirinya tadi tak berbohong, bukankah tadi dirinya bertemu dengan ify?
Bidadari kecilnya.
“marah ya?”
Se-nyolot apapun sivia kepada pemuda gelembung itu,
direly tak pernah membiarkan semburat kecewa menghinggapi wajah pemuda itu.
Pemuda gelembung itu hanya menggeleng. Dirinya masih
‘gondok’ untuk menyahuti sivia.
“emang bidadari-nya secantik apasih? Cantik mana
sama sivia?” ucap sivia menggoda, sambil menjawil lengan pemuda itu yang sedang
malu-malu. Sivia tau segala tentang pemuda gelembung itu termasuk membuat
pemuda itu tak ‘gondok’ lagi
padanya.
“Di cantik! Namanya ify! Lebih cantik daripada sivia wek!”
Deg! Jantung sivia berdetak lebih hebat. Ify siapa dia?
Secantik apa dia sampai membuat pemuda gelembung itu lebih memilih gadis itu
ketimbang direly.
“Masak sih? Kapan kapan tunjukn dong! Kalau emang dia bener
bener bidadari”
“males ah! Nanti sivia suka dong sama ify..” ucap pemuda
gelembung itu sambil lari meninggalkan sivia.
“Eh, Sivia kan cewek!” ucap sivia sambil mengejar pemuda
gelmbung yang sudah mendahuluinya jauh.
**